Jenis fungi yang merugikan

20.44 Posted In Edit This 0 Comments »
SAPROLEGNIA SP


Klasifikasi taksonomi Saprolegnia SP :

Kingdom : Fungi

Divisi : Oomycotina

Phylum : Phycomycetes

Class : Oomycetes

Ordo : Saprolegnialis

Famili : Saprolegniaceae

Genus : Saprolegnia

Spesies : Saprolegnia SP

Gambar. Saprolegnia SP

Saprolegnia SP merupakan jamur yang berfilamen, organisme tidak bersekat koenositik) yang hidup pada habitat air tawar dan untuk mendapatkan makanan mereka hidup secara saprofit atau parasit. Ciri lain yang dimiliki oleh Saprolegnia adalah memiliki sporangium yang berdiameter 100 mikron, lebih lebar dari hifanya. Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika kita amati jamur ini dengan mikroskop, dibagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang menghasilkan zoospora. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0-35 °C, dengan selang pertumbuhan optimal 15-30 °C.

Saprolegnia SP mempunyai lingkar kehidupan yang kompleks, yang meliputi kedua reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan produksi dari antheridium dan oogonium gametangia, yang disatukan untuk fertilisasi. Spora aseksual dari saprolegnia melepaskan motile, zoospora utama. Zoospora utama hanya aktif dalam beberapa menit sebelum mereka encyst, berkecambah dan melepaskan zoospora kedua. Zoospora kedua lebih motile dalam periode waktu yang panjang dari pada zoospora utama dan dianggap sebagai bentuk pelepasan utama dari saprolegnia. Pengulangan lingkar dari encystment dan pelepasan, disebut “polyplanetism” , membiarkan zoospora kedua untuk membuat beberapa usaha menempatkan substrat yang cocok. Zoospora kedua menganggap infeksi spora dari Saprolegnia SP. Encystment (proses pengkistaan) berikutnya, zoospora kedua melepaskan rambutnya untuk penyerangan. Rambut tersebut juga digunakan untuk pengapungan, untuk mengurangi rata-rata sedimentasi, dan untuk pengenalan rangsangan sekumpulan fungal. Lebih dari spesies pathogenic dari Saprolegnia SP mempunyai rambut bengkok yang panjang. Perbedaan spesies dari saprolegnia mampu untuk berkecambah dibawah kondisi lingkungan dan tingkat gizi yang berbeda.

Saprolegnia SP merupakan jenis utama jamur air yang berhubungan dengan infeksi jamur terhadap ikan dan telur yang berada dalam air tawar. Infeksi ikan oleh saprolegnia disebut “saprolegniasis”. Pada umumnya, Saprolegnia SP akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan Saprolegnia SP biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik tinggi. Kehadiran Saproglegnia SP sering pula disertai dengan kehadiran infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksternal lainnya. Pada ikan, Saprolegnia SP menyerang jaringan-jaringan epidermis, pada umumnya bermula dari kepala atau sirip dan dapat menyebar ke seluruh permukaan tubuh. Kehadiran Saprolegnia SP biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Jamur akan tumbuh menempel pada jaringan otot dibawah kulit. Saprolegnia SP juga menginfeksi telur yang hampir mati dengan adhesi dan penetrasi terhadap membran telur dan dapat menyebarkan dari telur yang mati ke telur yang hidup. Pengendalian jamur pada telur dapat dilakukan dengan membuang telur yang tidak dibuahi, atau telur dapat direndam menggunakan methilene blue 1 ppm.



20.20 Edit This 0 Comments »

20.10 Posted In Edit This 0 Comments »

22.44 Edit This 0 Comments »

METODE PASTEURISASI PADA SUSU


Susu merupakan media pertumbuhan yang sangat baik bagi bakteri dan dapat menjadi sarana potensial bagi penyebaran bakteri patogen yang mudah tercemar kapan dan dimana saja sepanjang penanganannya tidak memperhatikan kebersihan. Pencemaran pada susu terjadi sejak proses pemerahan, dapat berasal dari berbagai sumber seperti kulit sapi, ambing, air, tanah, debu, manusia, peralatan dan udara (Rombaut, 2005). Pada susu yang telah dipanaskan kontaminasi bakteri terjadi karena adanya kontaminasi silang dari peralatan dan air pencuci. Kelompok bakteri koliform digunakan sebagai indikator sanitasi penanganan susu, jika bakteri koliform mengkontaminasi susu maupun bahan pangan dalam jumlah besar akan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia, sehingga Standar Nasional Indonesia (SNI) Tahun 2000 telah menetapkan Batas Maksimun Cemaran Mikroba dalam susu segar dan susu pasteurisasi, untuk jumlah bakteri total pada pada susu segar 1×106 dan untuk susu pasteurisasi <>4. Untuk koliform pada susu segar 2 × 101 MPN/gram dan untuk koliform pada susu pasteurisasi <>1 MPN/gram.

Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau hewan menyusui lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan makanan yang sehat (HADIWIYOTO, 1994). Semua jenis susu mempunyai komponen yang sama, tetapi untuk mengetahui jumlah bakteri yang terkandung di dalam susu. Upaya yang dilakukan agar mutu susu dapat dipertahankan dengan mendirikan tempat-tempat penampungan susu yang dilengkapi dengan cooling unit (alat pendingin) dan peralatan pemeriksaan mutu susu yang sederhana.

Pasteurisasi merupakan salah satu cara untuk mempertahankan mutu susu segar serta memperpanjang umur simpan susu. Pasteurisasi adalah pemanasan susu pada temperatur dan lama waktu tertentu yang tujuan utamanya adalah untuk membunuh bakteri patogen, namun diharapkan perubahan yang terjadi di dalam komposisi, flavor dan nilai nutrisi seminimal mungkin. Standar pasteurisasi menggunakan suhu diatas 62 ºC selama 3 menit atau suhu 71 ºC selama 15 detik. Setelah proses pasteurisasi, air susu 0 ºC atau harus segera didinginkan sampai suhu 4 lebih rendah untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang masih hidup dengan masa simpan tidak rusak dalam waktu kurang lebih 7 hari (HADIWIYOTO, 1994).

PROSES PASTEURISASI SUSU

Dipandang dari segi kesehatan manusia susu segar yang tidak dipasteurisasi merupakan bahan makanan yang membahayakan bila dikonsumsi langsung, karena susu merupakan media yang sempurna untuk pertumbuhan mikroba yang dapat menginfeksi manusia. Penyakit seperi TBC, typhus, disentri dapat ditularkan melalui susu mentah.

Pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan pads suhu di bawah 100º C dan dalam jangka waktu tertentu yang dapat mematikan sebagian mikroba yang ada dalam susu. Selain ditujukan untuk membunuh mikroba pembawa penyakit (pathogen) seperti bakteri TBC ; Coli, dll, proses pasteurisasi yang dilanjutkan dengan pendinginan segera akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tahap suhu pasteurisasi juga akan merusak system ensimatis yang dihasilkannya (misalnya enzim phosphatase, lipase, dll) sehingga dapat mengurangi kerusakan zat gizi serta memperbaiki daya simpan suus (keeping quality) dan mempertahankan rupa serta cita rasa susu segar.

Dikenal dua metode yang lazim digunakan pada proses pasteurisasi susu yaitu LTLT (Low Temperature Long Time) dan HTST (High Temperature Short Time). Metode LTLT pada dasarnya dilakukan dengan pemanasan susu sampai suhu 63 – 65 ºC dan dipertahankan pada suhu tersebut selama 30 menit. Alat yang digunakan untuk LTLT berupa tangki terbuka (open vat) dengan pemanas tidak langsung atau lebih dikenal dengan “Batch Pasteuriser”. Sedang metode HTST dilakukan dengan pemanasan suhu selama 15 -16 detik pada suhu76 ºC atau lebih dengan alat penukar panas (heat exchanger) dan diikuti dengan proses pendinginan susu dengan cepat agar mikroba yang masih hidup tidak tumbuh kembali.



Catatan : Metode pasteurisasi ini tidak dianjurkan dilakukan pada ASI, karena walaupun ASI biasanya juga mengadung bakteri-bakteri yang umumnya bersifat patogen tetapi ASI sendiri sudah memiliki anti bakteri sendiri yang dapat mencegah terjadinya infeksi sehingga apabila dilakukan pasteurisasi pada ASI maka akan mengubah sistem bakteorologi pada ASI yang dapat membuat ASI lebih mudah terkontaminasi oleh bakteri.

01.36 Edit This 0 Comments »

Resapan Air ke Tanah


Selain air, tanah juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanah berperan sebagai media pertumbuhan tanaman, selain itu tanah juga sebagai suatu selubung pada permukaan kulit bumi yang berpori-pori yang dapat dijadikan sebagai gudang penyimpanan air dari hujan. Tanpa adanya tanah maka air-air akan lepas mengalir tidak terkendali. Setiap jenis tanah mempunyai sifat-sifat yang morfologik yang unik sebagai hasil pengaruh berbagai faktor seperti : iklim, jasad hidup (tanaman dan binatang), bahan induk, topografi dan waktu. Tanah yang berkembang di bawah rerumputan biasanya tanahnya tebal dan berwarna gelap sebagai akibat penimbunan bahan organik.Ciri-ciri profil tanah di suatu daerah dapat bervariasi dalam horison, tekstur, kandungan bahan organik, dan reaksi. Tekstur tanah adalah susunan berat nisbi fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur umum tanah biasanya dibagi 3, yaitu :

  1. Tanah berpasir

Tanah berpasir menunjukkan sifat-sifat pasir yang jelas. Tanah ini sangat mudah dilalui air karena memiliki pori yang besar tetapi tanah ini hanya mempunyai kemampuan menyimpan air yang sangat rendah.

  1. Tanah lempung

Tanah ini mudah dilalui air karena memiliki pori yang sedang.

  1. Tanah Liat

Tanah ini lebih sulit dilalui air dibandingkan dengan tanah berpasir dan tanah lempung karena memiliki pori yang kecil sehingga air akan mengalir lambat pada tetapi tanah liat dapat menyimpan lebih banyak air.


Struktur tanah dapat merubah tekstur tanah terhada tata air. Struktur tanah memiliki bentuk (tipe), ukuran (kelas), dan kemantapan (perkembangan). Ada 4 tipe primer struktur tanah :

  1. Granular

  2. Platy

  3. Prismatic

  4. Sub-angular Blocky

Air mempunyai dua sifat yang penting pada kelakuan air di dalam tanah, yaitu massa dan polaritas. Karena massanya, air senantiasa di tarik ke bawah oleh gravitasi sedangkan polaritas diakibatkan oleh susunan molekul air. Air dalam tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler. Gaya kapiler menunjukkan gaya berasal dari butiran-butiran tanah yang menyusun tanah sedangkan gaya gravitasi terus menerus menarik air ke bawah, yaitu ke arah pusat medan gravitasi bumi.


01.32 Posted In Edit This 0 Comments »

PENCEMARAN AIR


Air adalah sumber kehidupan. Air merupakan kebutuhan dasar makhluk di bumi. Tanpa air maka tak ada kehidupan. Ketika bumi masih hijau, hutan masih rimbun, penduduk masih jarang, persediaan air tanahpun lebih dari mencukupi. Disaat bumi semakin sempit karena lonjakan kelahiran, disaat ia mengalami polusi karena pertumbuhan industri yang mengesampingkan lingkungan, soal kualitas dan kuantitas air menuntut tanggung-jawab lebih dari seluruh umat manusia yang bertinggal di muka bumi. Namun, akibat ulah manusia maka air dan sumber air pun menjadi tercemar. Di daerah perkotaan, air tanah sendiri telah tercemar. Adapun di pedesaan, hulu sungai yang rusak sebab penghancuran lingkungan, membuat sungai menyusut kuantitas maupun kualitas airnya. Sesuai konsep hidrologi jumlah air di bumi adalah tetap dan konstan. Namun karena pencemaran sehingga air rusak kualitasnya dan susut kuantitasnya maka air tak bisa dimanfaatkan. Rusaknya kualitas dan susutnya kuantitas air dikawasan kota maupun desa amat sukar untuk ditanggulangi. Industri-industri, perumahan-perumahan, yang terlanjur didirikan tanpa analisis mendalam terhadap dampak lingkungan, telah membuat air tanah tercemar berbagai macam jenis limbah. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, sumber utama pencemaran air di Indonesia adalah

  1. Limbah domestik

Berasal dari dapur, kamar mandi, dan pengurasan tinja apalagi jika rumah tangga tidak memiliki septic tank yang memenuhi syarat atau membuang tinja langsung ke sungai.

  1. Limbah industri

Industri terbagi 3 yaitu Industri kecil, industri menengah, dan industri besar. Industri kecil dan menengah umumnya menggunakan teknologi yang sederhana. Namun, jumlah industri kecil dan menengah yang ada di Indonesia sangat banyak tetapi sedikit yang memiliki sistem pengolahan limbah. Industri besar diwajibkan untuk memiliki sistem pengolahan limbah karena industri besar umumnya menghasilkan limbah B3.

  1. Limbah pertanian.

Limbah pertanian biasanya berasal dari penggunaan pupuk.